Prologue:
Mereka duduk
di bawah sinarnya mentari. Bersenda gurau tentang harapan, cita-cita, dan
segala sesuatunya bersama, itulah kegiatan rutin mereka. Kelima anak itu terus
bercanda tawa bagaikan dunia milik bersama.
Keaton, Sarah,
Drew, Rebecca, dan Wesley, mereka lah kelima anak itu. lahir dari keluarga yang
saling berdekatan, tempat tinggal yang hanya berjarak beberapa langkah, sekolah
yang sama. Mereka sudah bersahabat 11 tahun lamanya dan mereka berharap
persahabatan ini tiada akhirnya.
Chapter 1
“Kalau aku sudah dewasa, aku ingin menjadi fotografer handal, supaya
aku bisa memotret dan menyimpan semua kenangan kita dalam sebuah gambar, jadi
aku tidak akan melupakan kenangan itu!” kata Rebecca sangat riang.
“Kalau aku ingin jadi penulis! Nanti aku akan tulis cerita persahabatan
kita, nanti pasti banyak yang baca!” kata Sarah yang tak kalah riang juga.
“Lalu, Wesley, Keaton dan Drew mau jadi apa?” kata Rebecca yang diikuti
anggukan sarah.
“Kalau aku...aku nggak tau aku mau jadi apa.” kata Keaton acuh tak acuh.
“Haduh Keaton kamu tuh gak punya mimpi ya? Kasian sekali” ejek Sarah
sambil menjulurkan lidahnya.
“Biarin!” jawab Keaton yang juga membalas menjulurkan lidahnya
“Kalau aku, aku ingin menjadi penulis lagu terkenal supaya aku bisa
membuat lagu untuk kalian!” kata Drew sambil menatap langit seakan membayangkan
sesuatu
“Drew keren!” kata Sarah memuji.
“Kalau Wesley?” tanya Rebecca sambil menatap mata Wesley.
“Aku? Aku ingin menjadi penyanyi yang terkenal, dan menghibur kalian
semua dengan suaraku!” kata Wesley yang ikut menjadi riang.
“Memangnya suaramu bagus?” tanya Keaton yang tampak tidak percaya.
“Yah setidaknya lebih bagus daripada mu lah Keaton!” ejek Sarah pada
Keaton, diikuti dengan tawa anak-anak lainnya.
6:00 AM...
Mentari telah memunculkan sinarnya. Sarah pun terbangun dari mimpinya
yang indah dan bergegas untuk pergi ke sekolah, sepeti biasanya. Setelah
semuanya selesai, tak lupa ia membawa ponsel kesayangannya dan mengecheck nya
terlebih dahulu. Dia tertegun dengan satu pesan yang tanpa disebutkan
pengirimnya siapa. Tiba-tiba ia mengingat, sudah sering sekali orang itu mengirimkannya
pesan pada waktu pagi tanpa memberitahu siapa dia sebenarnya. Diam-diam Sarah
tertawa sendiri melihat isi dari pesan itu
From :
Private Number
Message :
Mentari memunculkan sinar nya di pagi yang indah ini. begitu indah, tapi
betapapun indahnya
mentari itu, tidak akan lebih indah bila dibandingkan dengan mu, Sarah Deschannel. Semoga
hari mu menyenangkan! J xxx
mentari itu, tidak akan lebih indah bila dibandingkan dengan mu, Sarah Deschannel. Semoga
hari mu menyenangkan! J xxx
Sudah sangat sering Sarah mendapatkan pesan dari orang itu, tetapi
orang itu tidak pernah memberitahu siapa dirinya. Sarah sangat penasaran dan
ingin sekali bertemu dengan seseorang yang selalu membuat paginya menjadi indah
di setiap perkataan di pesan itu. hati Sarah begitu senang saat mendapatkan
pesan itu, tapi juga begitu bingung siapa pengirimnya. Sarah tidak bisa
menjawab pesannya karena orang itu menggunakan Private ID, itulah yang membuat
Sarah tambah semakin penasaran.
Sarah pun bergegas keluar dan pergi ke sekolah dengan senyum di wajah
dan rona merah dipipi. Ia pun keluar dan disana ia telah menemukan 3 cowok
dengan dandanan rapi, ialah Keaton, Drew dan Wesley. Mereka semua telah siap
untuk pergi kesekolah bersama.
“Hey, Morning Drew! Morning Wesley! Annnddd Mooorrniiing cowok yang
paling menyebalkan Keaton Robert Stromberg!!”
sapa Sarah sambil menatap sekaligus mengejek wajah Keaton yang tampak
seperti biasa cuek.
“Morning!” jawab Drew dan Wesley bersamaan sementara Keaton hanya
tersenyum seadanya.
“Huh, kau tetap begitu menyebalkan Keaton! Hey ayo kita jemput Rebecca!
ku rasa dia masih bermimpi hingga sekarang. Ayo!” ajak Sarah pada mereka.
Diam-diam Wesley tersenyum sendiri sambil membayangkan wajah Rebecca
yang masih tidur.
Sementara di rumah Rebecca....
Benar apa kata anak-anak tadi, hingga sekarang Rebecca masih nampak
larut dalam mimpi di tempat tidurnya. Tiba-tiba alarm nya berbunyi nyaring
sekali dan membangunkannya dari mimpinya yang indah.
Seketika itu juga, Terdengar teriakan ibunya dari bawah. “Rebecca!!!
Cepat Bangun! Kau tidak mau kan hari ini telat lagi? Cepat! Teman-teman mu
telah menunggu!”
Rebecca pun teringat janji nya pada keempat sahabatnya untuk bergegas
kesekolah setiap hari bersama.
“Aahhh, aku lupa! Aaahhhh I hate Monday!” dengus Rebecca sambil
bergegas untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.
Setelah ia siap, ia pun turun ke bawah dan mendapati keempat sahabatnya
telah menunggunya di ruang makan.
“Morning semuanya?!!!” sapa Rebecca pada keempat sahabatnya yang tampak
masam menunggu Rebecca dari tadi.
“Kamu itu, gak pernah sekalipun bangun lebih pagi dari ini! kita bisa
telat lagi nih!” kata Wesley yang terlihat masam.
“Yaahh Maaf deh.. nggak akan kuulangi!” kata Rebecca sambil memohon
pada keempat sahabatnya itu terutama pada Wesley.
“Iya, ya ya! Sekarang cepat sarapan! Kita tunggu kamu di luar!” kata
Sarah kemudian dengan di ikuti kedipan mata dari Drew.
Drew adalah yang tertua di antara mereka bertiga. Dia berumur 13 tahun
sedangkan yang lainnya 11 tahun. Nama aslinya adalah Drew Chadwick. Namun saat
masih bayi, dia diangkat menjadi anak oleh keluarga Stromberg, yaitu keluarga
Keaton dan Wesley. Sejak saat itulah Drew menjadi bagian dari keluarga
Stromberg. Sedangkan Sarah dan Rebecca, walaupun berasal dari keluarga yang
berbeda, Sarah berasal dari keluarga Deschannel sedangkan Rebecca, Rossyclaire,
tetapi mereka sudah seperti sepasang saudara yang tidak dapat terpisahkan.
Rumah mereka berlima juga hanya berjarak beberapa langkah saja. Bersekolah di
sekolah yang sama, Bellflower Junior High
School, CA. Masing-masing orang tua mereka juga bersahabat. Sehingga
hubungan mereka berlima ini sudah sulit dijelaskan betapa dekatnya.
Sesampainya di sekolah...
Drew berjalan dengan lagak sok gagah, dengan kerah seragam yang sengaja
dia naikkan, begitu pula dengan jambul adalannya yang KATANYA dapat
menghipnotis semua gadis di sekolah.
“Morning, girls...” Sapa Drew
setiap kali melewati gadis-gadis yang berpapasan dengannya. Gadis-gadis itu
bukannya ilfeel, malah tersipu malu
disapa oleh seorang Drew. Apa-apaan ini.
“Bisa gak sih kamu berhenti bersikap kayak gitu sama cewek-cewek di
sekolah ini? Jijik tau liatnya!” Sarah menghentikan langkah Drew dengan
menghalangi jalannya. Berjinjit di hadapan Drew lalu mengacak-ngacak rambut
jambul Drew agar lepek.
“Aaah, bilang aja kamu cemburu.” Drew menggoda Sarah sembari merapikan
jambulnya lagi.
“Ih! Apa sih?! Enggak! Emang bener-bener menjijikan tau!” Merasa risih
dibilang cemburu dengan sikap Drew, Sarah segera menjauh dari Drew dan
menggandeng tangan Rebecca.
Keaton hanya mendengus melihat tingkah kedua sahabatnya ini.
“Kerenan juga aku. Huh.” Keaton mempercepat langkahnya agar berada di
depan. Lalu membalikan badannya dan berjalan mundur untuk memperlihatkan
ketampanannya kepada teman-temannya.
Teman-temannya hanya menatapnya
dengan tatapan seperti ‘Apa sih?’.
Karena
diperlakukan seperti itu Keaton segera berjalan dengan normal kembali.
Lalu, dari belakangnya tiba-tiba tawa meledak. “HAHAHAHAHAHAH!” Keaton
menengok ke belakang dengan kilat lalu menghiraukan ketiga sahabatnya tersebut
dan mempercepat langkahnya berjalan sendirian menuju kelas.
“Dia itu benar-benar ya.” Kata Rebecca sambil masih menahan tawa.
“Kriiiiiiingggggg!!!!” Bel pulang sekolah pun berbunyi.
“Sarah, ayo temani aku ke loker dulu.” Rebecca menghampiri Sarah ke
tempat duduknya.
“Baiklah Ms. Rossyclaire.” Sarah merapikan peralatan tulisnya, lalu
menggendong tasnya.
Sesampainya
di loker Rebecca...
“Apa ini?” Rebecca memungut benda berwarna merah muda yang terjatuh
saat dia membuka lokernya.
“Itu surat. Masa gak tau sih!
Duh!” Kata Sarah, lalu merebut surat itu dari tangan Rebecca. “Warnanya lucu.
Pink! Hahaha..” Sarah tertawa terbahak-bahak.
“Gak lucu tau.” Kata Rebecca sambil memasang ekspresi datar ke hadapan
wajah Sarah.
“Cepet buka! Penasaran nih!” Sarah
meloncat-loncat kecil di tempatnya.
Rebecca membuka amplop tersebut, dan membaca isinya di dalam hati...
From : You’ll know one day
To : The beautiful one, Rebecca Rossyclaire
<3
Hmm, aku harus mulai dari mana
ya? Oh ya, sebelumnya mohon maaf kalau aku gak mencantumkan indentitasku di
surat ini. Seperti yang aku tulis, kamu akan tahu suatu saat nanti J Jujur,
aku..... sayang suka banget sama kamu. Kamu itu sosok yang periang, yang
bisa bikin hari-hariku gak membosankan. Aku cuma pengen kamu tahu tentang
perasaanku ini. Aku janji aku akan menunjukan siapa diriku suatu hari nanti. Ku
harap suatu hari kamu tidak akan menolakku. J
xx
With Love,
Your secret admirer xx
“Cieeee Rebecca!” Kata Sarah selepas mengintip surat yang Rebecca baca.
Rebecca
hanya terdiam sambil menatap surat itu dengan penuh pertanyaan.
“Secret admirer? Sejak kapan?
Sejak kapan aku punya penganggum rahasia di sekolah ini? Haha, aneh.” Rebecca
memasukkan kembali surat itu ke dalam amplopnya. Lalu senyum-senyum sendiri.
“Jangan lupa bales tuh!” Kata Sarah sambil melirik surat yang dipegang
Rebecca dan berjalan ke arah pintu keluar sekolah. Rebecca mengikutinya dari
belakang masih dengan senyum memekar dari bibirnya.
“Secret admirer? Haha..”
Bisik Rebecca pada dirinya sendiri sambil senyum-senyum sendiri, lalu
memasukkan surat itu ke sakunya.
Written by: Ruth Sarah & Magdalena Rebecca :)
Written by: Ruth Sarah & Magdalena Rebecca :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar