Chapter 4
Keeseokan
harinya di rumah keluarga Stromberg...
“Hoaamm.. jam berapa sih ini?”
Kata Wesley sembari menuruni tangga setengah sempoyongan. Wesley kurang tidur
akibat menulis semalaman memikirkan kata-kata apa yang bagus untuk ditulis.
“Jam 7!” Sahut Keaton dengan roti
yang masih penuh di mulutnya lalu meneguk segelas susu dengan tergesa-gesa.
“Cepatlah Wesley! Sarah pasti
sudah menunggu kita!” Kata Keaton sambil menggendong tasnya.
Drew sudah bersiap di luar
menunggu kedua adiknya sambil mendengarkan lagu di iPodnya dengan tenang.
Setelah beberapa saat Keaton dan
Wesley keluar dan mereka bertiga pun berangkat bersama ke sekolah tak lupa
menjemput Sarah dan Rebecca terlebih dahulu.
Di
Sekolah...
Mata Drew seolah terpanggil oleh
papan pengumuman sekolah.
“Hey Keaton, Wesley! Kesini
sebentar!” Drew memanggil Keaton dan Wesley yang sedang asik berbincang dengan
anak-anak perempuan di dekat pintu masuk sekolah.
Keaton dan Wesley langsung
menghampiri Drew.
“Ada apa?” Kata Keaton datar
tanpa menengok ke arah papan pengumuman sama sekali.
“Wow! Lomba mengarang lagu?!”
Kata Wesley sangat excited.
“Iya, bagaimana manurutmu?” Kata
Wesley sambil menaruh tangan kanannya di papan pengumuman dan tangan kirinya
bertolak pinggang.
“Boleh tuh! Ikutan aja!” Keaton
menjawan sekenanya.
“Tapi, bukan hanya mengarang
lagu. Coba deh liat baik-baik persyaratannya.” Drew menunjuk tulisan di
pengumuman tersebut.
“Ah, harus dinyanyikan juga
toh..” Wesley mengangguk-angguk pelan.
“Kau tau kan aku paling gak suka
nyanyi sendirian. Jadi gimana kalau kamu dan Keaton nemenin aku nyanyi juga?”
Drew mengangkat sebelah alisnya, bernegosiasi dengan kedua saudaranya.
“Aku sih mau bangeeettt!” Wesley
menyeringai lebar ke arah Drew dan ketika melihat ekspresi wajah Keaton yang
datar Wesley ikutan mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar pula.
“Keaton, kamu keberatan ya?”
Wesley memegang pundak Keaton dengan tangan kanannya.
“Suaraku kan gak bagus-bagus
banget. Ehem, ehem..” Keaton berdeham seolah memperbaiki suaranya.
“La..la..la..” Keaton mulai
menyanyikan nada-nada sederhana.
“Dengar kan?” Tanya Keaton pasrah
lalu menundukan kepalanya.
“Tidak masalah. Aku akan
mengajarimu kok. Aku kan kakak yang baik!” Kata Wesley yang paling pandai
bernyanyi di antara mereka bertiga.
Keaton menatap Wesley dalam-dalam
menaruh segenggam harapan padanya. “Benar ya?”
“Iya!” Kata Wesley dengan yakin.
“Ok kalau gitu mulai besok kita
akan berlatih ya! Nanti aku kasih tau soal lagunya.” Drew tersenyum lebar lalu berjalan
meninggalkan kedua sauadaranya tersebut karena bel sudah berdering.
Di kelas...
“Wesley!” Seru Mrs. Sonia kepada
Wesley yang sedang lelap tertidur di mejanya.
“Ah, Re...” Sebelum menyelesaikan
kalimatnya Wesley segera sadar sepenuhnya bahwa tadi dia baru saja tertidur di
kelas. Dia mengucek-ngucek matanya.
Seisi kelas hanya
menertawakannya.
“Maaf..” Kata Wesley pelan dan
menyesal.
Mrs. Sonia menghampiri meja
Wesley lalu membenarkan posisi kacamatanya, “Apa yang kamu kejakan semalam?
Kenapa bisa sampai tertidur di kelas?”
Wesley mencari-cari alasan, “Ah
itu.. hmm, aku menonton pertandingan bola semalam. Iya, pertandingan bola!”
“Dasar anak ini. Jangan diulangi
lagi lain kali!” Kata Mrs. Sonia dengan tegas lalu kembali ke depan kelas untuk
melanjutkan pelajaran.
“Fiuuuhh..” Wesley mendesah lega
dengan pelan.
Sepulang
sekolah...
“Keaton!” Sahut Sarah ke arah
Keaton yang sedang berjalan sendirian keluar pintu sekolah.
“Yo!” Keaton menghampiri Sarah
lalu melepas jepitan rambut yang dipakai Sarah saat itu.
“Hey!” Sarah mencoba merebut
jepitannya kembali namun terlalu sulit mengambil sesuatu dari tangan ahli
sejenis milik Keaton.
Keaton menjulurkan lidahnya lalu
berlari ke lapangan sekolah.
Sarah lantas mengejarnya.
Akhirnya mereka pun kejar-kejaran di lapangan sekolah sampai akhirnya Sarah pun
berhenti karena kelelahan. Sarah menumpukan kedua tangannya di lututnya dengan
nafas terengah-engah.
“Awas kamu!” Sarah berteriak ke
arah Keaton yang jauh berada di sisi lain lapangan.
“Sarah!” Tiba-tiba Rebecca datang
menghampiri Sarah bersama Wesley dan Drew.
Melihat Sarah yang tampak
kelelahan Drew segera mendekati Sarah sambil membungkukkan badannya
menyesuaikan posisinya dengan Sarah.
“Haha, are you okay?” Drew tertawa kecil melihat wajah Sarah yang
begitu merah akibat berlarian dari tadi.
“Lihat saja itu adikmu!” Sarah
menunjuk Keaton yang tampak berjalan mendekatinya.
“Heh Keaton, jangan terlalu iseng
dong. Kasihan Sarah sampai merah begini mukanya.” Drew tersenyum simpul ke arah
Keaton yang hanya cemberut lalu menjulurkan tangannya bermaksud mengembalikan
jepitan ke Sarah.
“Sini!” Drew mengambil jepitan
itu dari tangan Keaton lalu mengembalikannya pada Sarah yang sudah berdiri
tegak.
“Terimakasih Drew. Kamu emang
yang paling berhati lembut.” Sarah menatap Keaton dengan maksud menyindir.
Wajah Keaton yang merah akibat
berlarian tadi sekarang bertambah merah.
“Sudahlah, aku gak mau bicara
lagi sama kau, Drew!” Keaton berjalan menjauhi teman-temannya tersebut.
“Loh? Apa salahku?” Drew
mengangkat kedua tangannya.
“Dia emang kayak anak kecil.
Udahlah hiraukan saja. Nanti juga balik lagi kayak biasa.” Kata Wesley tenang
lalu mengajak yang lain untuk bergegas pulang ke rumah.
“Keaton gimana?” Tanya Rebecca.
“Tuuuh dia balik lagi kan..”
Wesley menunjuk Keaton yang sedang berjalan ke arah mereka.
Keaton berjalan dengan wajahnya
yang masih merah padam. “Ayo pulang! Ajarkan aku bernyanyi!” Ketus Keaton
dengan wajah ditekuk.
Wesley tertawa kecil, “Kau ini
ada-ada saja. Ayo!” Wesley berjalan lalu disusul dengan yang lain.
“Tunggu tunggu. Bernyanyi? Sejak
kapan Keaton mau belajar bernyanyi?” Tanya Sarah keheranan. Karena selama ini
yang dia tahu Keaton tidak suka yang namanya bernyanyi.
“Sejak Drew mengajak kami ikut
lomba. Kamu gak liat papan pengumuman sekolah?” Tanya Wesley sambil melirik ke
arah Sarah.
“Enggak.” Jawab Sarah.
“Lomba apa?” Tanya Rebecca
penasaran lalu mengubah posisi berjalannya menjadi ke sebelah Wesley.
“Lomba mengarang lagu. Tapi harus
dinyanyikan. Makanya Drew mengajak aku dan Keaton. Anak ini harus diajarkan
bernyanyi yang benar dulu kalau kita mau menang. Ya gak, drew?” Wesley melirik
ke arah Drew.
Drew hanya menjawabnya dengan
anggukan dan senyuman.
Hari Minggu
di rumah keluarga Stromberg...
Drew, Wesley dan Keaton sedang
sibuk berlatih di studio kecil milik mereka. Tepatnya di kamar Wesley. Di sana
banyak sekali alat musik. Mulai dari gitar akustik, gitar listrik, drum, dan
keyboard. Karena hobi mereka bertiga memang bermain alat musik.
“Tok, tok, tok!” Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Wesley.
Keaton melonjak dari tempat
duduknya lalu segera membukakan pintu.
“Sarah? Rebecca?” Keaton terkaget
ternyata Sarah dan Rebecca yang datang. Begitu juga dengan Wesley dan Drew yang
terkaget.
“Kita mau liat kalian latihan.
Boleh kan?” Tanya Rebecca sambil menyeringai.
“Boleh lah..” Jawab Wesley.
Sarah dan Rebecca langsung duduk
di tempat tidur, melihat Keaton, Drew dan Wesley yang sibuk berlatih. Rebecca sengaja membawa kameranya untuk
memotret ketiga sahabatnya yang sedang berlatih. Untuk kenang-kenangan.
“Rebecca jangan foto-foto kita deh.” Kata Wesley merasa risih.
“Ayolah kali ini saja. Untuk
kenang-kenangan. Yayaya?” Rebecca memohon.
Wesley hanya mengangguk kaku
seakan tidak ikhlas.
“Wah, suaramu bagus juga, Kitty!”
Ejek Sarah pada Keaton.
“Memuji atau mengejek sih?” Tanya
Keaton sinis pada Sarah.
“Beneran tau! Dibilang bagus gak
mau, yaudah.” Sarah memalingkan wajahnya dari Keaton. Lalu berganti memandang
Drew.
“Drew, lagunya keren! Kamu ini
emang berbakat banget jadi penulis lagu. Suatu saat nanti pasti kamu jadi
penulis lagu profesional deh. Trus banyak penyanyi yang minta ditulisin lagu
sama kamu. Hehe.” Puji Sarah pada Drew.
“Bisa aja kamu.” Kata Drew
malu-malu.
“Lombanya kapan sih?” Tanya
Rebecca entah ke siapa.
“Minggu ketiga di musim panas nanti.” Jawab Drew, Keaton
dan Wesley serentak.
“Wah, satu bulan lagi dong. Aahh..”
Kata Rebecca.
“Doain kita ya!” Kata Wesley
sambil memasukkan gitar yang dari tadi dipakainya.
“Pastinyalah..” Jawab Rebecca
sambil tersenyum ke arah Wesley.
Rebecca melihat-lihat sekitar
kamar Wesley. Di sana terpajang foto-foto masa kecil mereka berlima, Keaton,
Drew, Wesley, Sarah dan Rebecca.
Saat sedang melihat-lihat buku di
meja belajar Wesley, tiba-tiba Rebecca menemukan amplop berwarna merah muda
terselip di laci. Sepertinya Wesley kurang teliti saat hendak memasukkannya.
“Ini apa?” Tanya Rebecca sambil
menunjuk amplop merah muda tersebut.
Deg! Wesley buru-buru memasukkan
amplop tersebut agar masuk dengan benar.
“Ah, surat dari fansku.
Biasalah..” Kata Wesley santai.
“Oh.. kok mirip ya dengan amplop
surat punyaku.” Rebecca kebingungan.
“Ah yang benar? Emangnya kamu
pernah ngirim surat ke aku? Haha bercanda aja.” Wesley tertawa kaku.
“Bukan gitu maksudnya. Aku emang
gak pernah ngirim surat ke kamu. Tapi... sudahlah lupain aja.” Kata Rebecca
sambil berlalu melihat-lihat sudut kamar yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar